Minggu, 13 Oktober 2013

Profil Perusahaan yang bergerak di bidang IT

Profil Perusahaan PT Indosat Tbk

Indosat (lengkapnya PT Indosat Tbk.) adalah nama dari salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan ini menawarkan saluran komunikasi untuk pengguna telepon genggam dengan pilihan pra bayar maupun pascabayar dengan merek jual Matrix, Mentari dan IM3; jasa lainnya yang disediakan adalah saluran komunikasi via suara untuk telepon tetap (fixed) termasuk sambungan langsung internasional IDD (International Direct Dialing), serta jasa nirkabel dengan merk dagang StarOne. Perusahaan ini juga menyediakan layanan multimedia, internet, dan komunikasi data (MIDI= Multimedia, Internet & Data Communication Services).
Pada tahun 2011 perusahaan ini menguasai 21 persen pangsa pasar dan di tahun 2013 mengklaim memiliki 58,5 juta pelanggan untuk telpon genggam. Situs investasi untuk Indonesia menyatakan bahwa Indosat kehilangan beberapa persen pasar pelanggan telepon genggamnya pada tahun tahun terakhir. Sementara situs lainnya (Onbile.com) menempatkan Indosat sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar ketiga pada tahun 2013 dibawah Telkomsel dan XL Axiata.
Pada Februari 2013 perusahaan telekomunikasi Qatar yang sebelumnya bernama Qtel dan menguasai 65 persen saham Indosat berubah nama menjadi Ooredoo dan berencana mengganti seluruh perusahaan miliknya atau dibawah kendalinya yang berada di Timur Tengah, Afrika dan Asia Tenggara dengan nama Ooredoo pada tahun 2013 atau 2014. Sementara Indosat dalam siaran persnya menanggapi hal ini belum memutuskan akan mengubah nama dari Indosat menjadi Ooredoo atau tidak, karena menganggap nama Indosat telah memiliki "hubungan" dengan pelanggan.
Indosat memiliki sejarah panjang perpindahan kepemilikan dan perubahan tujuan perusahaan semenjak didirikan pada 20 November 1967.[2] [9] Didirikan sebagai perusahaan modal asing oleh pemerintah Indonesia dengan nama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Persero), perusahaan ini mulai beroperasi pada September 1969 sebagai perusahaan komersil penyedia jasa sambungan langsung internasional (IDD). Perusahaan ini membangun, memindahkan, dan melakukan kaidah operasional sebuah organisasi telekomunikasi internasional (International Telecommunications Satellite Organization) disingkat Intelsat, untuk mengakses Intelstat lain (satelit) yang berada di Samudra Hindia dengan durasi kesepakatan 20 tahun hingga 1987.[9] Sebagai konsorsium global organisasi satelit komunikasi, intelstat memiliki dan mengoperasikan beberapa satelit-satelit komunikasi.[9]

Sejarah PT Indosat Tbk
Pada tahun 1980 Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Pada akhir tahun 2008 saham pemerintah Indonesia tinggal 14,3 persen saja, dan sebanyak 65 persen dikuasai oleh QTel.
Karena sebagian besar kepemilikan Indosat dikuasai oleh pemodal asing QTel (Pemerintah Qatar), maka berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2007 penyelenggaraan jaringan telekomunikasi untuk jaringan bergerak baik seluler maupun satelit, kepemilikan modal asing dibatasi 65 persen. Sementara untuk jaringan tetap berbasis kabel maupun berbasis radio, dengan teknologi circuit switched atau packet switched, modal asing dibatasi maksimal 49 persen. Pada tahun 2008 Dirjen Postel Depkominfo Basuki Yusuf Iskandar menegaskan bahwa Indosat diwajibkan melepas lisensi telepon tetap miliknya (fixedline dan wirelessline) jika Qatar Telecom (Qtel) berkeras menambah sahamnya melebihi 49%. Hingga bulan Maret 2011 Indosat belum melepas StarOne, sementara Telkom menyatakan tertarik untuk mengakusisi StarOne yang memiliki ijin untuk telepon tetap, SLJJ, dan SLI ini.

Perusahaan terbuka
Perusahaan ini kemudian didaftarkan ganda oleh pemerintah Indonesia (dual listed company) pada Bursa Efek Indonesia pada 19 Oktober 1994 (BEI:ISAT) dan Bursa Efek New York, Amerika Serikat (NYSE:IIT). Saat didaftarkan di tahun 1994 pemerintah Indonesia tetap memiliki 65 persen perusahaan ini.
Pada 24 April 2013 Indosat mengumumkan akan menghapus pencatatan American Depositary Shares dari New York Stock Exchange (NYSE) dan resmi keluar pada Juli 2013 atas permintaan Menteri BUMN di bulan April 2013. Performa saham indosat di bursa itu terus menurun sejak tahun 2009.

Akusisi dan pelepasan perusahaan
Dikarenakan deregulasi peraturan telekomunikasi yang diberlakukan pemerintah dengan tujuan agar Telkom tidak lagi memonopoli bidang telekomunikasi di Indonesia; di tahun 1999 dan 2000 Indosat kemudian mengubah tujuannya dari sebuah perusahaan penyedia jasa layanan sambungan langsung internasional menjadi penyedia jaringan telekomunikasi dan jasa komunikasi. Di tahun 2001 Indosat menandatangani perjanjian dengan Telkom untuk menghapuskan penguasaan saham silang pada berbagai perusahaan dan anak perusahaannya diantaranya Satelindo, Telkomsel, dan Lintasarta.
Pada tahun 2001 perusahaan ini mendirikan PT Indosat Multimedia Mobile (IM3) sebagai sebuah operator telepon genggam dengan jaringan GPRS dan layanan multimedia di Indonesia. Upaya ini dilanjutkan pada tahun 2006 dengan memperoleh ijin untuk jaringan 3G dan memperkenalkan jaringan 3.5G untuk Jakarta dan Surabaya.
Pada tahun 2003 Satelindo dan IM3 dibubarkan setelah diakusisi penuh oleh Indosat. Ditahun yang sama berdasarkan keputusan Menhub No. KP 130 Tahun 2003, Indosat mendapatkan izin penyelenggaraan jaringan telekomunikasi tetap secara nasional, dengan cakupan terbatas di Surabaya dan Jakarta. Lisensi ini melekat pada anak perusahaan Indosat StarOne, dimana Starone memegang lisensi untuk sambungan langsung jarak jauh (SLJJ), sambungan langsung internasional (SLI), dan jaringan telepon tetap. Telkompun dalam pemberitaannya menyatakan tertarik untuk mengakusisi StarOne.

Peralihan kepemilikan
Pada tahun 2002 Singapore Technologies (ST) Telemedia (perusahaan dimana pemerintah Singapura menanamkan investasinya) membeli saham Indosat dengan nilai pembelian sebesar 634 juta dolar A.S. untuk 40 persen saham perusahaan ini. Perusahaan ST Telemedia sendiri memiliki 75 persen kepemilikan dari Asia Mobile Holdings dan sisanya dimiliki oleh pemerintah Qatar melalui Qatar Telecom, perusahaan yang sama (Asia Mobile Holdings) juga dimiliki oleh Temasek.
Anak perusahaan Temasek diantaranya adalah PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), sebanyak 35 persen saham Telkomsel dimiliki Temasek. Kepemilikan satu perusahaan (Asia Mobile Holdings) yang menguasai dua perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia yang seharusnya bersaing kemudian dipermasalahkan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di tahun 2007.
ST Telemedia (milik Asia Mobile Holdings) menguasai 40 persen saham Indosat dan Temasek (milik Asia Mobile Holdings) menguasai 35 persen saham di Telkomsel. KPPU menyatakan kepemilikan saham silang ini telah melanggar pasal 27 peraturan anti monopoli dan membawanya pengadilan negeri, dengan tambahan tuntutan sebesar 2,7 juta dolar A.S. karena hal ini mengakibatkan tingginya tarif jasa komunikasi telpon genggam di Indonesia - oleh Telkomsel sebagai penentu harga. Baik Temasek maupun ST Telemedia menolak tuduhan tersebut dan pengacara kedua perusahaan ini berencana mengajukan banding atas keputusan Pengadilan Negeri.
Kantor berita Reuters menyatakan bahwa Indonesia pada tahun 2007 memang menjadi salah satu negara dengan tarif komunikasi telepon genggam termahal di dunia. Pada November 2007 KPPU memutuskan Temasek melakukan monopoli jaringan telekomunikasi, dan diminta melepaskan seluruh saham di Indosat dan Telkomsel. Namun, jika Temasek hanya mengurangi saham 50 persen di masing-masing perusahaan, itu sudah dibenarkan. Keputusan diperkuat Mahkamah Agung dimana Temasek dan anak perusahaannya harus membayar denda masing-masing 15 miliar rupiah.
Pada Juni 2008 Asia Mobile Holdings, melalui ST Telemedia menjual 40.8 persen saham miliknya kepada Qatar Telecom (QTel), perusahaan mitranya, yang setuju untuk membeli seluruh saham tersebut dengan harga 1,8 milyar dolar A.S.[20] Harga yang dibayarkan lebih rendah daripada nilai pasar yang berada pada 2,2 milyar dolar A.S.
Kemudian pada Februari 2009 QTel menaikkan jumlah kepemilikan sahamnya di Indosat menjadi 65 persen setelah pemerintah Indonesia mengklarifikasi peraturan investasi asing yang memperbolehkan hal ini dilakukan dengan syarat Indosat mengalihkan usaha telepon tetapnya kepada perusahaan yang berbeda.[10] Berdasarkan peraturan perusahaan yang memegang ijin sebagai penyedia telepon tetap hanya boleh diperkenankan memperdagangkan 49 persen sahamnya pada pihak asing, namun perusahaan penyedia komunikasi via telepon bergerak (seluler) diperkenankan untuk dimiliki pihak asing hingga 65 persen. Harga saham yang dibayarkan sejumlah 7,388 rupiah per lembar saham (2009) dan pemerintah Indonesia memegang 14,3 persen saham.
Situs Global Times tahun 2009 memberitakan bahwa Indosat membayarkan 900 milyar rupiah (saat itu setara dengan 90 juta dolar AS) deviden tunai atau 50 persen dari keuntungannya di tahun 2008. Ini berarti pemegang sahamnya mendapatkan minimum 172.85 rupiah per lembar saham di tahun 2009, dibandingkan Telkom dimana investornya menerima 296.94 rupiah.
Pada Maret 2013 keuntungan Indosat untuk tahun 2012 dilaporkan merosot 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya 2011 dikarenakan biaya operasional, walaupun keuntungan dari pendapatan dari pertambahan layanan komunikasi telepon genggam terus naik.

Satelit
Palapa D
Pada akhir 31 Agustus 2009 Presiden Direktur Indosat Harry Sasongko mengumumkan peluncuran satelit Palapa-D milik perusahaan menuju orbit 113 BT, peluncuran dilakukan di Xichang, Cina. Satelit Palapa-D memiliki berat 4,1 ton (pada saat peluncuran), memakan daya 7500 watt, dan memiliki kapasitas 120 persen lebih besar dari satelit yang digantikan yaitu satelit Palapa-C2 yang akan habis masa operasinya pada 2011. Pembangunan satelit Palapa-D dimulai sejak 2004, memakan biaya sebanyak 200-300 juta dolar A.S. dan akan beroperasi hingga 2024. Satelit Palapa-D dibuat oleh Thales Alenia Space France (Perancis) berdasarkan platform Spacebus-4000B3. Satelit ini diluncurkan menggunakan roket Chinese Long March 3B Jangkauan satelit termasuk negara-negara ASEAN, negara-negara Asia, timur Tengah dan Australia. Untuk upaya pemeliharaannya perangkatnya Indosat menyiapkan dan meresmikan Gedung Satelit Palapa berlantai dua pada 14 Agustus 2009 dengan luas 2.500m2 di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat sebagai lokasi pengendali dan pengawas trafik serta mengirimkan sejumlah tenaga muda pun pelatihan di Perancis.

Anak perusahaan
·         PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta)
·         PT Indosat Mega Media (IndosatM2)
·         PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo)
·         PT Indosat MultiMedia Mobile (Indosat-M3)
·         PT Bimagraha Telekomindo (yang juga anak perusahaan Global Mediacom, dulu Bimantara Citra)

Visi dan Misi
Visi
Untuk menjadi fokus, jaringan terkemuka selular / nirkabel terintegrasi telekomunikasi dan penyedia jasa di Indonesia.
Misi
·         Untuk menyediakan dan mengembangkan produk inovatif dan kualitas, layanan, dan solusi, yang menawarkan nilai terbaik bagi pelanggan kami.
·         Untuk terus menumbuhkan nilai-nilai pemegang saham.
·         Untuk memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi para pemangku kepentingan

Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris
1.      HE Sheikh Abdulla Mohammed SA Al Thani
Sheikh Abdulla Mohammed SA Al Thani telah menjadi Presiden Komisaris sejak Agustus 2008. Sheikh Abdulla saat ini Ketua Dewan Direksi Qtel. Dalam kapasitasnya sebagai Chairman, beliau telah mengembangkan sistem corporate governance Qtel untuk menjamin Qtel dikelola sesuai dengan praktik internasional. Sheikh Abdulla telah juga melakukan restrukturisasi dan regional ekspansi Qtel. Setelah akuisisi Qtel berbasis di Kuwait Wataniya, yang dianggap pada waktu itu menjadi transaksi telekomunikasi terbesar di dunia Arab, Sheikh Abdulla ditunjuk Ketua Wataniya. Sheikh Abdulla juga merupakan anggota dari Qatar perencanaan dewan dan Kepala Royal Court (Amiri Diwan) dari 2000 hingga 2005. Sheikh Abdulla memiliki latar belakang yang beragam baik dalam bidang militer maupun penerbangan dan merupakan penerbang bersertifikat (instruktur) oleh British Royal Air Force.
2.      Dr Nasser Mohammed Marafih
Dr Nasser Mohammed Marafih telah menjabat sebagai Komisaris sejak Agustus 2008 dan juga merupakan Ketua Komite Anggaran kami Remunerasi dan. Dr Marafih memulai karirnya di Qtel pada tahun 1992 sebagai penasehat ahli dari Universitas Qatar dan kemudian ditunjuk sebagai Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan pada tahun 1994 dan Chief Executive Officer pada tahun 2002. Dia sukses membawa Qtel melewati program transformasi dan restrukturisasi unit bisnis dan corporate centers. Ia memainkan peran penting dalam akuisisi Qtel atas Wataniya berbasis di Kuwait pada 2007, kesepakatan strategis dengan AT & tT untuk memperoleh kepemilikan di NavLink. Dr Marafih memiliki gelar Bachelor of Science di bidang Teknik Elektro, Master of Science dan Ph.D. dalam komunikasi rekayasa, semuanya dari George Washington University di Amerika Serikat. Dr Marafih telah berpartisipasi dalam berbagai Komite pemerintahan tingkat tinggi di Qatar dan merupakan anggota Dewan Direksi dari sejumlah anak perusahaan Qtel. Dr Marafih juga menjabat sebagai dosen dan asisten profesor di Jurusan Teknik Elektro dari Universitas Qatar. Dia telah menjadi anggota dari Institute of Electrical and Electronics Engineers Inc selama lebih dari sepuluh tahun.
3.      Rachmat Gobel
Rachmat Gobel sebagai Komisaris Perseroan sejak Agustus 2008. Dia saat ini adalah Ketua Gobel Group perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan, perdagangan, jasa, manajemen logistik terpadu serta makanan dan perhotelan, termasuk industri katering.Gobel Group adalah mitra patungan Indonesia dari Matsushita Electric Industrial Co, Ltd, pemimpin global dalam elektronik dan barang-barang elektronik yang dipasarkan dengan merek Panasonic. Beliau juga menjabat sebagai Wakil Presiden Kamar Dagang Indonesia dan Industri (Kadin). Mr Gobel lulus dengan gelar Bachelor of Science Degree dalam bidang Perdagangan Internasional dari Universitas Chuo, Tokyo pada tahun 1987 dan dianugerahi gelar Doktor kehormatan dari Universitas Takushoku, Tokyo, Jepang pada tahun 2002. Pada tahun 2009, ia menerima bergengsi "Distinguished Engineering Award di Manufaktur Teknologi" dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Beliau juga aktif terlibat dalam beberapa kegiatan sosial, termasuk Komite Olimpiade Indonesia dan Palang Merah Indonesia.
4.      Richard Farnsworth Seney
Richard Farnsworth Seney telah menjabat sebagai Komisaris Independen sejak September 2012. Beliau telah menjadi Chief Operating Officer Qtel International (QI) sejak 2007 hingga saat ini, Presiden dan Chief Executive Officer MCT Corp (termasuk para pendahulunya) 1992-2007, Executive Vice President dan General Manager dari MCT Investors, LP dari 1987-2002, dan Executive Vice President dan Chief Financial Officer Charisma Communications Corporation 1985-1992. Mr Seney memperoleh gelar Sarjana di Commerce dari University of Virginia McIntire School of Commerce.
5.      Rionald Silaban
Rionald Silaban menjabat sebagai Komisaris sejak Juni 2008 dan ditunjuk sebagai anggota Komite Manajemen Risiko pada tahun yang sama. Dia saat ini menjabat sebagai Direktur Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan Departemen Keuangan di Indonesia. Di masa lalu ia menduduki beberapa posisi termasuk sebagai Direktur Manajemen Risiko Fiskal Departemen Keuangan sejak 2006 hingga 2008, Penasehat Senior di Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat sejak 2004 hingga 2006, Kepala Divisi Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan sejak tahun 2002 sampai 2004, Kepala Divisi Pengawasan Aset Badan Penyehatan Perbankan Indonesia dari 2000 sampai 2002, Kepala Divisi Jasa Keuangan di Biro Hukum Departemen Keuangan sejak 1998 hingga 2000, Wakil Direktur untuk Direktorat Privatisasi untuk Direktorat Umum Badan Badan Usaha Milik Departemen Keuangan sejak 1997 hingga 1998, Kepala Seksi Biro Hukum Departemen Keuangan sejak 1994 hingga 1997 dan Kepala Sekretariat Komite Privatisasi Departemen Keuangan sejak 1994 hingga 1997. Beliau memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia pada tahun 1989 dan LL.M. gelar dari Georgetown University Law Centre, Washington DC di Amerika Serikat, pada tahun 1993.
6.      Soeprapto SIP
Soeprapto SIP telah menjabat sebagai Komisaris Independen dan anggota Komite Audit sejak bulan Juni 2005. Di masa lalu, beliau telah memegang beberapa jabatan, seperti Asisten Personil dari Kepala Staf TNI Angkatan Darat Republik Indonesia dari tahun 2000 sampai dengan 2001 dan Komisaris PT Nusariau Kencana Coal 2001-2003. Selain itu, Mr Soeprapto telah menjabat sebagai Komisaris PT Mentari Abdi Pertiwi 2004-2006. Beliau memperoleh gelar di bidang Ilmu Politik dari Universitas Terbuka, Jakarta dan mengikuti pelatihan di Lembaga Pertahanan Nasional Indonesia.
7.      George Thia Peng Heok
George Thia Peng Heok menjabat sebagai Komisaris Independen sejak Juni 2008 dan ditunjuk sebagai Ketua Komite Audit pada tahun yang sama. Ia menjadi anggota Komite Manajemen Risiko pada Agustus 2008. Beliau saat ini menjabat sebagai Direktur / Konsultan di Asiainc Private Limited. Di masa lalu ia telah menduduki beberapa posisi, termasuk sebagai Konsultan Singapore Exchange sejak 2005 sampai 2008, Konsultan / Direktur Strategic Advisor Private Limited sejak tahun 2003 hingga 2006, Ketua Eksekutif MediaStream Limited sejak tahun 1999 hingga 2003, Direktur / Konsultan Phoenix Capital Private terbatas dari 1995 hingga 1998, Ketua Eksekutif Asia Matrix Limited sejak tahun 1993 sampai 1995, Managing Director, Lum Chang Securities Private Limited 1991-1993, Managing Director, Sun Hung Kai Securities Private Limited 1989-1991, Managing Director, Merrill Lynch International Bank Terbatas 1987-1989, Direktur Eksekutif / Partner, Kay Hian Private Limited 1985-1987 dan Managing Director, Morgan Grenfell (Asia) Limited 1975-1985. Mr Thia adalah Akuntan Publik Bersertifikat dan Anggota Fellow dari kedua Chartered Association of Certified Accountants (United Kingdom) dan Singapore Institute of Directors.


8.      Chris Kanter
Chris Kanter telah menjabat sebagai Komisaris Independen sejak bulan Januari 2010. Mr Kanter adalah seorang pengusaha Indonesia dan pemimpin komunitas bisnis, yang berada di barisan depan dari agenda reformasi ekonomi nasional di Indonesia. Seorang insinyur terlatih, dia Ketua dan Pendiri Sigma Sembada Group; pemain utama sebagai kontraktor turnkey serta transportasi dan logistik. Komitmen Chris 'dan pengabdian kepada pembangunan ekonomi bangsa dan reformasi ditunjukkan lewat perannya sebagai anggota Dewan Ekonomi Nasional yang telah ditunjuk oleh pemerintah Republik Indonesia. Kontribusinya juga memperpanjang lebih luas untuk menyertakan: Ketua Dewan Pendiri Swiss German University, Wakil Ketua Dewan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Ketua Dewan Pendiri Global Entrepreneurship Program Indonesia dan Wakil Presiden Komisaris PT. Bank BNP Paribas Indonesia. Chris juga menjabat sebagai anggota Kongres Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (1998-2002).
9.      Rudiantara
Rudiantara ditunjuk sebagai Komisaris Independen efektif per November 1, 2012. Saat Rudiantara adalah CEO PT. Bukitasam Transpacific Railways dan PT. Rajawali Asia Resources. Rudiantara sebelumnya memegang berbagai posisi, termasuk Komisaris Independen & Ketua Komite Audit PT. Telekomunikasi Indonesia (Tbk), Deputi CEEO PT.PLN (Persero), Deputi CEO PT. Semen Gresik (Persero), Tbk., Direktur PT Excelcomindo Pratama Tbk, PT Telekomindo Primabhakti COO, Komisaris PT. Excelcomindo Pratama, Komisaris Bank Pos dan Direktur PT. Telekomunikasi Seluler Indonesia-Telkomsel. Ia menerima gelar MBA dari IPPM dan Sarjana Statistik dari Universitas Padjadjaran.
10.  Beny Roelyawan
Beny Roelyawan diangkat sebagai Komisaris pada bulan Juni 2012. Mr Roelyawan saat ini menjabat sebagai Deputi III Kementerian Negara BUMN. Sebelumnya ia memegang posisi termasuk Staf Ahli Politik, Kepala Sub Direktorat Ekonomi Produk dan Politik Luar Negeri Keamanan, Wakil anggota Pengolahan dan Productions. Ia menerima Penghargaan Kehormatan Satyalancana Karya Satya X Tahun pada tahun 2001 dan Satyalancana Karya Satya XX Tahun pada tahun 2005. Meraih Sarjana Ekonomi Usaha dari Universitas Diponegoro.

Direksi
1.      Alexander Rusli
Alexander Rusli diasumsikan peran Direktur Utama dan CEO pada 1 November 2012 setelah menjabat sebagai Komisaris Independen sejak bulan Januari 2010. Sebelum November 2012 Mr Rusli adalah Managing Director di Northstar Pacific, dana Private Equity yang berfokus pada South East peluang Indonesia dan Asia. Sebelum perannya dalam Northstar Pacific, Mr Rusli disajikan untuk Pemerintah Indonesia selama sembilan tahun. Dalam enam tahun pertama dalam pemerintahan ia adalah seorang Konsultan Ahli untuk Menteri Komunikasi dan Informatika, di mana ia terlibat dalam perumusan kebijakan dan regulasi di Telekomunikasi, Media dan industri Pos.Dalam tiga tahun terakhir ia adalah seorang Staf Ahli Menteri Badan Usaha Milik Negara, mengawasi 140 perusahaan milik negara dengan lebih dari 500 anak perusahaan. Selama periode itu ia juga memegang berbagai posisi perusahaan milik negara termasuk: Komisaris PT Krakatau Steel (Persero), PT Geodipa Energi, PT Kertas Kraft Aceh. Sebelum posting-nya di pemerintahan, Pak Rusli telah memegang posisi sebagai Konsultan bagi Pricewaterhouse Coopers Management Consulting, Indonesia. Mr Rusli menyelesaikan semua pendidikan tinggi formal di Curtin University, Australia Barat. Dia memegang gelar Doctor of Philosophy dalam Sistem Informasi.
2.      Erik Meijer
Erik Meijer diangkat sebagai Direktur dan Chief Commercial Officer pada bulan Juni 2012. Dia memiliki keseluruhan 20 tahun pengalaman industri telekomunikasi. Dia menghabiskan 14 tahun bekerja di Telkomsel dalam peran semakin senior di daerah komersial sampai tingkat VP (Penjualan dan Pemasaran), memimpin inisiatif untuk 3G Telkomsel ketika diperkenalkan pada tahun 2006. Dalam 5 tahun terakhir, ia bekerja di Bakrie Telkom dalam peran CCO dan Wakil CEO. Mr Meijer kegiatan lain termasuk Direktur Nasional Dewan Asosiasi Pemasaran Indonesia (IMA), sebuah organisasi non-pemerintah dan anggota dari World Marketing Association dan Asia Pasifik Marketing Federation, Pendiri Anggota Dewan Asosiasi Pengiklan Indonesia (APPINA; Asosiasi Consists Pengiklan Indonesia), Diberikan Lifetime Achievement Award pada Indonesia Cellular Awards 2007, dan juga dosen tamu reguler di beberapa perguruan tinggi dan pembicara di berbagai seminar dan konferensi.

3.      Fadzri Santosa
Fadzri Sentosa telah menjadi Direktur sejak Juni 2007 dan Direktur dan Chief Wholesale dan Chief Infrastruktur sejak Juni 2009. Saat ini, beliau menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris PT Aplikanusa Lintasarta. Sebelumnya, beliau telah memegang beberapa jabatan di Perusahaan, termasuk sebagai anggota Dewan Komisaris PT Indosat Mega Media sejak tahun 2005 sampai 2009, Group Head National Card dan Channel Management sejak 2006 hingga 2007, Senior Vice President bidang Commerce, Jabotabek dari 2005 ke 2006 dan Senior Vice President bidang Cellular Sales dari tahun 2003 sampai dengan 2004, anggota dari Direksi Satelindo pada tahun 2003 dan anggota Dewan Direktur IM3 2002-2003. Beliau memperoleh gelar Magister Manajemen Bisnis Internasional dari University of Technology, Sydney pada tahun 2001 dan gelar Sarjana Teknik Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1986.
4.      Stefan Carlsson
Mr Stefan Carlsson adalah Direktur dan Chief Financial Officer efektif sejak 1 September 2011. Dia memiliki pengalaman dalam industri telekomunikasi besar sebagai COA dan CFO. Pada Januari - Agustus 2011, Mr Carlsson sebagai Chief Advisor Operasi untuk Qtel International / wi-suku Filipina, dan pada 2006-2010, ia adalah seorang CFO di DiGi.com Bhd & DiGi Telecommunications Sdn Bhd - Malaysia.Pada 2004 - 2006, Mr Carlsson bekerja untuk Telenor Pakistan Pvt. Ltd sebagai CFO, 2001 - 2004, sebagai CFO di Telenor Ponsel Sverige (TMS) & Djuice, Swedia. Mr Carlsson menerima MSc Bisnis dan Ekonomi dari Universitas Uppsala Swedia - Bursa Studies, University of Central Florida - Amerika Serikat, Studi Keuangan dan Investasi, juga Studies in Business Administration di University of Stockholm - Swedia.
5.      Hans C. Moritz
Hans C. Moritz menjabat sebagai Direktur dan Chief Technology Officer efektif 1 Mei 2011. Dia curently menjabat sebagai Head of Corporate Kantor Proyek Vodafone India sejak tahun 2009 - sekarang, Direktur Operasi Grup Africa / CTO - Zain Uganda pada 2006-2009, CTO - Zain Uganda pada 2004-2009, COO - Planet Media Group 2003 - 2004 GM Unit Bisnis Jaringan Broadband - KPN Telecom pada 2001 - 2003, COO - Base di 1998 - 2000 dan Direktur Operasi - KPN Asia, Indonesia pada 1994-1997. Hans menerima tiga Gelar Sarjana dari Universitas HBO, Belanda jurusan Elektronika, Umpan balik dan Sistem Pengendalian dan Pengelolaan Air. Meraih gelar Master di bidang Matematika di universitas yang sama.

Tipe Organisasi
Tipe  organisasi dalam perusahaan PT. Indosat, Tbk. Lebih condong ke organisasi fungsional karena pengorganisasian dalam perusahaan ini berdasarkan sifat dan macam fungsi yang harus dilaksanakan oleh tiap bagian dalam perusahaan. Selain itu juga, perusahaan mempunyai pembidangan tugas yang dapat digariskan secara tegas, misalnya dalam perusahaan ini terdapat bagian Customer Service (CS), Channel and Distribution, dan Marketing.

Budaya Organisasi
Smircich dan Calas (1987)  menyatakan bahwa budaya dapat diuji sebagai sebuah variabel atau suatu metafora dasar (root metaphor). Bila dipandang sebagai suatu variabel eksternal, budaya adalah sesuatu yang dibawa masuk ke dalam organisasi. Bila dibatasi sebagai suatu variabel internal, penekanannya diletakkan pada wujud- wujud budaya (ritual, kisah- kisah, dan sebagainya) yang dikembangkan dalam organisasi.
Budaya organisasi perusahaan Indosat bila dianggap sebagai variabel eksternal dapat dilihat dari rutinitas anggota organisasi yang berpakaian casual saat bekerja di kantor (kecuali bagian/ divisi CS yang memang harus selalu berseragam), dan model bangunan/ design ruang eksterior maupun interior gedung yang cenderung modern minimalis (tampak dari ruang galeri Indosat). Hal- hal seperti ini tentunya merupakan suatu adopsi dari “luar” (bukan jawa dan bukan Indonesia), karena perusahaan ini pada hakekatnya adalah perusahaan internasional.
Budaya organisasi perusahaan indosat apabila dianngap sebagai variabel internal dapat dilihat dari aktivitas rutin, atau berkala, maupun kondisional. Kebiasaan saling sapa antar anggota organisasi, sebutan kepada atasan tidak selalu/ melulu “bapak/ ibu” tapi bisa “mas/ mbak”, pelayanan konsumen/ customer dan tamu yang ramah serta bersahabat sebagai wujud dari salah satu misi untuk memberikan kualitas perlayanan bagi pelanggan, rapat anggota tidak melulu di kantor, bisa diadakan di luar kantor tergantung situasi, kondisi, dan kebutuhan.   Untuk ritual, biasanya dalam organisasi ini ada morning briefing untuk bagian tertentu seperti customer service yang selalu dilakukan setiap pagi sebelum kantor melakukan pelayanan, dan peringatan ulang tahun untuk setiap karyawan yang ada di sana dilakukan seperti layaknya anak- anak remaja kebanyakan, yaitu dibasahi dengan air, tapi di sini dengan cara menceburkan orang tersebut ke dalam kolam kecil dan ada di dekat area parkir.

Aliran Informasi dalam Organisasi
Perussahaan Indosat menerapkan aliran informasi dengan cara kombinasi, yaitu serentak dan atau berurutan. Jadi, kadang kala serentak, kadang kala berurutan, dan kadang serentak serta berurutan. Misalnya, informasi/ pesan dari head of sales area (sumber) langsung mengalir serentak kepada customer service (CS), channel and distribution, dan marketing VAS and community (bisa satu pesan yang sama secara serentak, dan bisa beberapa pesan berbeda namun secara serentak). Apabila beberapa pesan berbeda secara serentak yang telah diterima oleh tiga bagian ini, maka kalo memang harus pesan tersebut diteruskan kepada bawahan, maka masing- masing mereka akan meneruskan pesan tersebut secara serentak pula atau bisa sendiri- sendiri karena muatan/ isi pesannya berbeda (setelah melaluhi penginterpretasian pihak ke dua (atasan mereka)).        



Pola aliran informasi dalam perusahaan Indosat cenderung menunjukkan pola roda. Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang yang dalam posisi sentral menerima kontak dan informasi yang disedikan oleh anggota organisasi lainnya dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan anggota lainnya...., pola roda memungkinkan pengawasan yang lebih baik atas aliran pesan, kemunculan seorang pemimpin bisa lebih cepat dan organisasi lebih stabil, menunjukkan kecermatan tinggi dalam pemecahan masalah, cepat dalam memecahkan masalah, tetapi terlihat cenderung mengalami kelebihan beban pesan dan pekerjaan (Pace & Faules, 2010: 174- 176).


Masalah keterbukaan informasi kepada publik, penulis menilai masih kurang. Informasi- informasi tertentu tidak bisa diberikan oleh pihak pimpinan indosat kepada masyarakat dengan jelas atau bahkan sama sekali, seperti yang berkaitan dengan struktur organisasi perusahaan, angka-angka, dll. Untuk beberapa hal, misalnya jika seseorang atau sekolompok orang yang ingin menyebarkan angket/ kuesioner untuk penelitian tertentu (padahal bukan untuk maksud yang tidak baik), contohnya untuk kegiatan akademik, mereka tidak bisa memastikan karena harus izin terlebih dahulu kepada pihak HRD provinsi. Inilah yang dialami oleh penulis. Angket penulis dianggap mengandung muatan yang sangat privacy sehingga harus dilaporkan terlebih dahulu, padahal menurut penulis tidaklah demikian.

Dinamika Kelompok dan Team Work
“Interaksi antara kebutuhan- kebutuhan perorangan, tujuan dan peranan kelompok, norma- norma dan konflik dalam berfungsinya kelompok, kita namakan dinamika kelompok” (Pace & Faules, 2010: 318). Dinamika kelompok dalam anggota organisasi perusahaan Indonesia cukup baik apabila dilihat dari peranan fungsional seperti yang dikemukakan Benne dan Sheats (1948) dalam Pace & Faules (2010: 319). Peranan tugas dan peranan pemeliharaan dilakukan dengan maksimal, sedangkan peranan mengganggu berusaha untuk ditekan/ tidak dikembangkan. Anggota- anggota kelompok yang terhimpun dalam divisi- divisi atau bagian- bagian di perusahaan indosat merasa saling memiliki, bersama- sama dan kompak dalam menyelesaikan tugas. Mereka saling aktif bertukar informasi, seperti dalam meeting atau briefing, dll.

Konflik dalam Organisasi
Forst dan Wilmot (1978) dalam Pace & Faules (2010: 369), “ konflik didefinisikan sebagai suatu ‘perjuangan yang dieksprsikan antara sekurang- kurangnya dua pihak yang saling bergantung, yang mempersepsi tujuan- tujuan yang  tidak sepadan, imbalan yang langka, dan gangguan dari pihak lain dalam mencapai tujuan mereka’”. Untuk masalah ini, penulis merasa sangat menyesal sebab belum bisa mendapatkan data karena beberapa alasan. Tapi, jika dilihat sekilas (menurut pandangan penulis) dan menurut salah satu anggota komunitas indosat menyatakan bahwa semua dalam keadaan baik- baik saja, tidak/ belum pernah ada konflik, hanya perbedaan- perbedaan pendapat dari beberapa anggota saat rapat bersama.

Iklim Komunikasi Organisasi
“Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi- persepsi atas unsur- unsur organisasi dan pengaruh unsur- unsur tersebut terhadap komunikasi” (Pace & Faules, 2010: 149). Iklim komunikasi organisasi dalam perusahaan Indosat secara umum baik dan kondusif karena peneliti melihat hambatan dalam komunikasi seperti penyebaran informasi (tentang apapun dan kepada siapapun) dapat ditanggulangi dengan bantuan berbagai media yang telah ada dan berkembang seperti e-mail dan teleconveren (minimal bisa mempercepat akses informasi dan keakuratan informasi bagi mereka yang bermobilitas tinggi). Karyawan- karyawan terlihat cukup ramah, akrab, dan bersahabat, baik kepada customer, maupun rekan- rekan kerja mereka, karena peneliti mendapati mereka saling berbincang dengan asyik saat loket sepi, dan melayani customer dengan baik saat loket ramai. Suasana jujur dan keterbukaan di antara mereka juga dapat diketahui dari sini, kecuali untuk beberapa hal yang memang harus dirahasiakan, seperti hasil rapat pimpinan yang memang belum waktunya untuk dipublikasi, dan tidak ada satupun yang bisa menentangnya ketika itu telah ditentukan (biasanya untuk rolling karyawan, mutasi, dsb). Kepercayaan coba ditanamkan dengan baik oleh atasan kepada bawahan agar mereka juga percara kepada atasannya dan dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Misalnya, untuk pencairan dana yang sangat besarpun, pemimpin mempercayakan hal itu kepada mereka yang bertugas.

Teknologi Informasi dalam Organisasi
Isu- isu yang diperhitungkan anggota organisasi dalam hubungannya dengan penggunaan teknologi komunikasi baru menyangkut penggunaan medium baru tersebutdan juga kemampuan- kemampuan teknisnya” (Pace & Faules, 2010: 247). Hal ini juga terjadi dalam organisasi perusahaan Indosat.
Petinggi- petinggi kantor sales area Kediri lebih memilih menggunakan media elektronik yang ada kaitannya dengan komputer dan internet untuk pengolahan, penyampaian, dan penyebarluasan pesan (apapun isi dan fungsi pesannya). Email sudah seperti memorandum maupun buku agenda/ buku catatan bagi siapapun (utama para CS), terlebih lagi para pimpinan. Teleconverence telah menggantikan rapat/ meeting biasa/ konvensional yang cenderung dianggap tradisional di zaman ini. Mereka, melaluhi beliau (petinggi marketing VAS & community) berpendapat kalau hal ini lebih efektif efisien. Contoh yang sering disebut adalah berkenaan dengan kecepatan, ketepatan, kepraktisan, kemudahan, dan murah.

Individu dalam Organisasi
Analisis terhadap perubahan individu dalam organisasi perusahaan Indosat diwujudkan melaluhi kegiatan salah satunya adalah pelatihan bagi karyawan. Ada pelatihan yang rutin / berkala diadakan untuk divisi/ bagian tertentu, seperti CS. Ada juga yang bersifat situasional atau kondisional jika dianggap perlu. Pengisi pelatihan bisa dari interen kantor itu sendiri atau dari kantor pusat. Hal pokok adalah pihak penentu kebijakan telah membuat dan mengkondisikan orang- orang yang menjadi karyawan itu bekerja sesuai bidang/ keahliannya. Mereka dikondisikan untuk harus mau dan bisa. Untuk beberapa hal yang masih dianggap kurang, maka mereka bisa belajar dari yang lebih senior. Penulis belum dapat memperoleh informasi lebih yang dapat dikumpulkan untuk diolah mengenai hal ini.


Referensi
1) http://id.wikipedia.org/wiki/Indosat
2) http://google.co.id
3) http://www.indosat.com